Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘serba-serbi’

Buat Sahabat

Ada yang bagus nih dari Tagged, semoga bermanfaat.

Read Full Post »

Pagi ini, Jum’at 4 Juli 2008 diawali dengan berita yang cukup mengagetkan. Gembong teroris yang tertangkap di Palembang pada 1 Juli lalu ternyata mambidik Kota Bukittinggi sebagai salah satu targetnya. Beritanya dapat dibaca di http://www.posmetropadang.com.

Kelompok ini berencana meledakkan Kafe Bedudal yang berlokasi di Jalan A.Yani atau lebih dikenal dengan “Kampung Cina”, karena memang sebagian besar penduduknya adalah komunitas Tiong Hoa. Kafe yang berjarak lebih kurang 100 m dari Jam Gadang itu ramai dikunjungi oleh turis manca negara terutama dari Eropa.

Saat ini kunjungan ke Bukittinggi memang sedang ramai-ramainya. Hal ini disebabkan karena sedang musim liburan sekolah dan juga bertepatan dengan liburan musim panasnya orang-orang Eropa. Sampai ada anekdot “Mudah-mudahan Bukik ko ndak maatam” (semoga bukit ini tidak turun/terbenam), karena saking banyaknya orang yang berdatangan ke Bukittinggi saat liburan ini.

Walaupun rencana para teroris belum sempat diwujudkan, namun suasana di sekitar Kampung Cina terlihat agak mencekam. Semoga berita mengenai adanya teroris yang mengincar Bukittinggi tidak mempengaruhi arus kunjungan ke kota ini. Dan yang lebih penting lagi ketenangan dan kedamaian di Bukittinggi tidak sampai terusik oleh perbuatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti itu. Saat ini Pemerintah Kota beserta jajaran kepolisian meningkatkan penjagaan dan pengawasan disetiap sudut kota. Dan Kepada segenap warga diminta untuk selalu waspada serta segera melaporkan jika menemui hal-hal yang dirasakan mencurigakan. Semoga Tuhan selalu melindungi kita semua.

Read Full Post »

Waktu SD dulu, Ibu guru selalu bilang Indonesia negeri nan elok. Yang berada pada posisi silang yang stretegis dengan dua musim yang selalu bersahabat, tidak ekstrim seperti di belahan bumi lainnya dimana penduduknya harus berjuang melawan dingin saat salju turun ataupun kekeringan dihamparan gurun nan gersang. Indonesia bagai hamparan mutiara di Katulistiwa, laksana Ratna Mutu Manikam, potongan surga yang jatuh dari langit dan berbagai sanjungan lainnya yang membuat bangga menjadi bagian dari anak negeri ini (waktu itu). Negeri yang indah, hawa yang sejuk, kekayaan alam yang melimpah, maka nikmat Tuhan yang mana yang akan kita ingkari, kita dilimpahi sedemikian banyak anugrah.

Rasa bangga sebagai orang Indonesia mulai pudar seiring dengan dinobatkannya negara ini sebagai negara yang korup, penduduknya banyak yang miskin, aneka ragam hayati dan sumber pangan terbaik didunia yang ada di negeri ini tak mampu menanggulangi gizi buruk yang melanda generasi penerus bangsa. Kira-kira apa yang salah dengan Indonesia(ku) ? Rasa bangga juga nyaris pupus dengan maraknya praktek Illegal Logging yang mencuri keteduhan bumi persadaku. Kebobrokan Birokrasi, hilangnya budaya malu, hutang yang menumpuk, apa lagi yang bisa dibanggakan dari negeri ini?

Kembalikan Indonesia padaku, kembalikan rasa banggaku sebagai orang Indonesia, bangkitlah Indonesia(ku). Bangkitlah dari keterpurukan ini, berhentilah berteriak mulailah bertindak. Mulai dengan tekat untuk melawan kesewenangwenagan, tekat untuk keluar dari keterpurukan, keluar dari kemiskinan, malu kalau harus meminta-meminta, malu kalau harus berhutang. Hentikan tekanan dari pelaku ekonomi dunia yang menakuti dengan ancaman harga minyak dunia. Kita tak seharusnya tertekan kalau mampu mengelola kekayaan yang kita miliki. Jadi… Bangkitlah…dalam arti yang sesungguhnya.

Read Full Post »

ROHANA KUDDUS dan Paradigma Emansipasi

Berhubung lagi ada peringantan Hari Kartini, jadi berkeinginan untuk ikutan menuliskan sesuatu tentang perempuan dan dunianya, salah satunya artikel ini.

Ada rasa sedih mendapati berbagai media ramai membicarakan RA Kartini yang hari lahirnya selalu diperingati sebagai momentum kebangkitan dan emansipasi perempuan di Indonesia dan beliau juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Bukan apa-apa sih, soalnya di Sumatera Barat ada beberapa perempuan yang selama hidupnya juga banyak berkiprah untuk kemaslahatan bersama. Salah satunya adalah Rohana Kuddus, yang dengan gigih menyuarakan dan menyelenggarakan pendidikan untuk kaum perempuan, namun bukan untuk menuntut persamaan hak dengan laki-laki, tapi lebih kepada memantapkan posisi perempuan secara kodrati yaitu sebagai perempuan.

Saya sendiri baru mengetahuinya beberapa bulan yang lalu setelah mengobrak-abrik perpustakaan daerah dan menemukan buku Biografi Rohana Kudus yang ditulis oleh Ibu Fitriyati, seorang Wartawati kelahiran Bukittinggi yang sekarang tinggal dan bekerja di Jakarta sebagai penulis (makasih banyak Bu). Alangkah terkejutnya saya setelah membaca kiprah Rohana Kudus sepanjang hidupnya untuk kepentingan pendidikan khususnya untuk kaum perempuan. Dalam kesempatan ini saya tidak bermaksud untuk membuat perbandingan ataupun menganalisa fenomena yang ada, namun lebih untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita semua bahwa perempuan yang berkiprah di Indonesia itu tidak hanya Kartini tapi masih banyak yang lainnya hanya saja mungkin sebagian dari kita belum mengetahuinya.

Rohana Kudus lahir di Koto Gadang Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 20 Desember 1884, dari ibunya yang bernama Kiam dan ayahnya bernama Rasjad Maharaja Soetan. Ia adalah kakak tiri dari Soetan Sjahrir, Perdana Menteri Republik Indonesia yang pertama dan juga Mak Tuo (Bibi) dari penyair terkenal Khairil Anwar. Rohana hidup di zaman yang sama dengan Kartini, dimana akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi. (lebih…)

Read Full Post »

PNS Jual Beras Miskin

Kaget juga lihat berita di JTV ( itu.., stasiun TV-nya Jawa Timur) semalam yang menayangkan PNS salah satu kecamatan di Sidoarjo yang diarak ke kantor polisi. Yang lebih mengejutkan lagi kasusnya adalah penyalahgunaan wewenang penyaluran raskin, yaitu beras subsidi pemerintah yang diperuntukkan untuk keluarga miskin. Kasian bener, udah miskin dikadalin lagi sama petugas. Kok tega sih Pak…Jadi nambah daftar kebobrokan PNS dech, ih malu-maluin aja.

Beras miskin atau lazim disebut Raskin didistribusikan keseluruh wilaya Indonesia dibawah koordinasi Bulog dan Dinas Sosial serta petugas dari Kecamatan dan Kelurahan. Masing-masing KK Miskin mendapat jatah 15 kg, dinaikkan dari tahun lalu yang hanya 10 Kg. Harga yang ditetapkan adalah Rp. 1500/Kg untuk tahun ini sedangkan tahun sebelumnya adalah Rp. 1000/Kg. Kenaikan harga ini dinilai wajar mengingat harga beras yang juga sedang melambung dipasaran. Dan sejauh ini tidak ada keluhan dari masyarakat (di daerah saya). Mereka masih bersyukur dapat bantuan dari pada beli beras di pasar yang harganya mencapai Rp. 6.000 – 7.000/Kg. “Bantuan ini cukup menolong”, kata mereka (di daerah saya).

Kembali ke Bapak PNS penjual Raskin tadi, diberitakan Bapak ini sebagai petugas yang berwenang mendistribusikan Raskin ke warga tempat dia bertugas. Oleh si Bapak entah gimana caranya sebanyak 700 Kg beras malah dijual ke “pengepul” (begitu disebutkan, mungkin artinya penjual beras kali ya..?) seharga Rp. 3.600/Kg. Hitungannya si Bapak mendapatkan keuntungan Rp. 1.470.000,- setelah setor harga beras subsidi ke Bulog.

Eh… belum sempat menikmati keuntungan malah dilaporkan warga, ketauan dech Bapak!

Read Full Post »