Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘Artikel’ Category

INTRODUCTION TO PLANNING

Planning_hover_popup

Sebelum mengenal ‘dunia perencanaan’ saya benar-benar awam dengannya. Secara basic dan back ground pendidikan saya adalah Agriculture Technical Engineering spesifik Tekhnologi-pengolahan Hasil Pertanian (THP). That’s notabene teramat sangat teknis. Berkat pengalaman tugas di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) ketika itu, saya mulai tertarik dengan yang namanya ‘perencanaan’ dan saudara-saudaranya.  Dengan bekal pengalaman serta ketertarikan tersebut saya mencoba peruntungan untuk mengenal ‘perencanaan’ lebih jauh dengan apply scholarship (secara biayanya relatif mahal, jadi it’s immposible kalau bayar sendiri) ke Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), bosnya perencanaan skala nasional di Republik ini. Alhamdulillah saya diperkenankan mencari tau tentang ‘perencanaan itu’ di salah satu tempat belajar terbaik di negeri ini. Thank’s God.

Berkenaan dengan judul diatas, Intoduction to Planning merupakan resume yang saya sadur dari buku yang berjudul An Introduction to Development Planning in the Third World, merupakan salah satu judul buku yang direkomendasikan untuk dibaca dan dipahami bagi mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota sebelum berkenalan lebih jauh dengan perencanaan.  Honestly, saya sangat terbantu dengan buku ini. Walau sebenarnya banyak juga buku bagus lainnya namun menurut saya, buku yang di tulis Diana Conyers dan Peter Hills  ini cukup mudah dipahami meski bagi orang yang awam dengan perencanaan sekalipun. Bahasa yang digunakan cukup lugas dan penggunaan istilah juga relatif umum dan mudah dipahami. Jadi tak salah kiranya buku ini dijadikan sebagai well recomended bagi yang ingin menyelami all about planning lebih dalam.

Resume inti dalam buku ini pada awalnya ditujukan sebagai bahan persiapan UTS kala itu, namun setelah saya baca ulang ternyata bagus juga untuk dibagikan ke khalayak umum. Setidaknya bagi aparatur pemerintah yang ditugaskan pada bagian penyusunan rencana, resume ini dapat dijadikan sebagai landasan berfikir dalam menyusun rencana untuk setiap aktifitas pemerintahan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masing-masing. Jadi semua pihak yang terlibat dalam menyusun ‘perencanaan’ dapat berpijak pada pemahaman yang sama  khususnya  dalam lingkup penyelenggaraan pemerintahan.

So…, ini dia liputannya, eh resumenya.

 

       I.            PENGERTIAN PERENCANAAN

Planning as a continuous process which involves decisions, or choices, about alternative ways of using available resources, with the aim of achieving  particular goals at some time in the future.

(Perencanaan merupakan suatu proses yang berkelanjutan, termasuk pengambilan keputusan, penentuan pilihan dari berbagai alternatif pemanfaatan sumber daya yang tersedia dengan maksud untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang).

  • Perencanaan merupakan sebuah proses →bersifat cyclic
  • Perencanaan melibatkan pengambilan keputusan
  • Perencanaan merupakan pemilihan alternatif
  • Perencanaan mengenai pemanfaatan sumber daya
  • Perencanaan untuk masa depan

 

    II.            ELEMEN PERENCANAAN

  • To plan means to choose

Merencanakan berarti memilih, ada dua jenis pilihan dalam perencanaan:

  1. Perencanaan merupakan pemilihan prioritas. Tidak mungkin untuk memenuhi semua kebutuhan setiap individu dalam waktu bersamaan. Perencanaan dibutuhkan untuk menetapkan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
  2. Perencanaan merupakan pemilihan alternatif. Untuk mencapai tujuan ada banyak alternatif yang bisa ditempuh. Perencanaan berperan memilih alternatif yang paling tepat dan efektif untuk mencapai tujuan.
  • Planning as a means of allocating resources

Perencanaan berhubungan dengan pengagihan sumber daya. Sumber daya penting untuk mencapai tujuan. Sumber daya bisa berupa SDM, SDA, modal, anggaran, dll, yang bisa dilihat dari perspektif yang berbeda-beda tergantung konteks perencanaan yang akan dilakukan. Perencanaan dibutuhkan untuk mengoptimalkan pengalokasian sumber daya yang terbatas.

  • Planning as a means of achieving goals

Perencanaan merupakan usaha untuk mencapai tujuan. Perencanaan dalam mencapai tujuan mencakup dua hal:

  1. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
  2. Proses memformulasikan tujuan

Permasalahan yang biasa dihadapi perencana pada tahap ini:

  1. Tujuan yang tidak terdefinisi dengan jelas
  2. Tujuan yang tidak realistis
  3. Tujuan yang saling bertentangan satu sama lain
  4. Tujuan yang tidak bermakna/tidak penting
  5. Tujuan yang bertentangan dengan kebutuhan masyarakat banyak/kepentingan umum.

Apa yang harus dilakukan perencana?

  1. Membuat perencanaan sebaik mungkin dimulai gambaran tujuan yang diberikan (walaupun masih kabur) dengan berjalannya waktu diharapakan tujuan yang akan dicapai menjadi semakin jelas. Pendekatan seperti ini dalam perencanaan disebut juga dengan ‘incremental planning’ dengan membuat rencana per-bagian terlebih dahulu.
  2. Perencana bisa memformulasikan sendiri tujuan perencanaan, namun permasalahannya perencana akan berhadapan dengan pihak yang berwenang dalam menetapkan tujuan seperti politisi.
  3. Tidak melakukan apapun sampai didapatkan gambaran tujuan yang jelas dari perencanaan yang akan dibuat.
  • Planning is for the future

Perencanaan untuk masa depan yang melibatkan dua hal:

1)   Peramalan/prediksi

Perencanaan meramalkan apa yang akan terjadi dimasa depan, memprediksikan hasil dari pilihan alternative sehingga bisa diputuskan apa yang harus dilakukan. Peramalan/prediksi menggunakan teknik-teknik tertentu.

2)   Penjadwalan aktifitas di masa depan

Perencanaan tidak hanya berkaitan dengan memutuskan apa yang harus dilakukan tapi juga urutan langkah-langkah yang sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

 III.            TIPE AKTIFITAS PERENCANAAN

  • Jenis Tujuan Perencanaan
  1. war-timeplanning: perencanaan untuk kondisi darurat, misalnya bencana alam
  2. Perencanaan Wilayah dan Kota: rencana tata guna lahan, rencana fisik, urban and regional planning.
  3. Anticyclical planning: perencanaan yang dibuat untuk menjaga stabilitas ekonomi
  4. Perencanaan Pembangunan: meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi.
  • Cakupan aktifitas perencanaan

–       Berdasarkan disiplin ilmu/profesi: perencanaan sosial-ekonomi, perencanaan sumber daya alam , architectural and    engineering planning.

–       Berdasarkan sektors: perencanaan pertanian, industri, transportasi, pendidikan.

  • Level spasial aktifitas perencanaan

–       Internasional, nasional, regional, lokal.

  • Level operasional aktifitas perencanaan

–       Project planning

Perencanaan yang berhubungan dengan lokasi geografi yang spesifik, berbentuk objek fisik seperti dam, jalan, sekolah, rumah sakit, perumahan, dll.

–       Sectoral planning

Perencanaan yang berhubungan dengan sektor tertentu dari perencanaan pembangunan suatu negara, biasanya dikaitkan dengan divisi atau bagian dari kementerian, departemen ataupun unit organisasi lainnya, seperti sector pertanian, pendidikan, transportasi, dll.

–       Integreted area planning

Melibatkan seluruh sektor dan tipe aktifitas dalam suatu area geografis tertentu. Perencanaan multi sektoral ini bisa diterapkan pada suatu daerah tertentu dengan masalah khusus maupun pada suatu daerah yang dianggap potensial, atau seluruh area secara simultan.

 

 Planning, planners and plans

Kegiatan perencanaan (planning) dilakukan oleh perencana professional (planner) yang menghasilkan rencana (plans), baik dalam bentuk dokumen perencanaan maupun bentuk lainnya (struktur bagan organisasi, anggaran, instruksi untuk melakukan tugas-tugas tertentu, dll).

Perencanaan adalah proses menghasilkan rencana. Interprestasi yang sering menimbulkan miskonsepsi;

  1. Rencana bukanlah tujuan dari perencanaan. Perencanaan punya tujuan yang spesifik, di mana pencapaiannya dilakukan berdasarkan garisan/petunjuk dalam dokumen perencanaan/rencana.
  2. Dokumen perencanaan tidak harus selalu berbentuk blueprint tindakan yang harus dilakukan di masa depan. Perencanaan bisa berwujud kebijakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam perencanaan.

Planning, policy-making and implementation

Proses perencanaan melibatkan berbagai aktifitas dalam berbagai level spasial dan operasional. Dalam proses implementasinya, perencanaan juga berhubungan dengan aktifitas lainnya. Hubungan ketiga bentuk kegiatan diatas, dapat diartikan sebagai;

  1. Perencanaan merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dengan membuat peraturan, perencanaan dan pelaksanaan.
  2. Ketiga kegiatan mempunyai penanggung jawab yang berbeda-beda, policy making oleh politician, planning oleh planner, implementasi oleh administrator/pemerintah.

Read Full Post »

Pertanian merupakan sumber kehidupan atau mata pencarian penduduk asli Kota Bukittinggi sejak awal wilayah ini didiami. Kegiatan pertanian yang dilakukan cukup beragam, berupa budidaya padi sawah, jagung, ubi-ubian, kacang tanah, sayuran dan buah-buahan, komoditas perkebunan seperti kopi, pisang, kelapa, rempah-rempah, termasuk budidaya ikan air tawar dan peternakan.

Bukittinggi merupakan sebutan populer dari Nagari Kurai zaman dahulu. Latar belakang sejarah lahirnya sebutan Bukittinggi disebabkan karena letak pasarnya yang berada di bukit yang paling tinggi diantara 27 bukit yang tersebar di wilayah ini. Saat orang-orang disekitar wilayah Nagari Kurai, yaitu wilayah Kabupaten Agam saat ini, bertanya “Dima pasa rang Kurai (dimana pasar orang Kurai)?” maka akan selalu dijawab “Di bukik nan tatinggi/dibukik tinggi (di bukit yang paling tinggi)”. Dengan demikian populerlah nama Nagari Kurai dengan sebutan Bukittinggi.

Walaupun Bukittinggi sudah terkenal dengan pasarnya yang ramai, namun pertanian khususnya budidaya padi sawah tetap merupakan mata pencarian utama penduduknya saat itu.  Pasar yang sudah berkembang memberikan keuntungan bagi penduduk karena memudahkan mereka dalam memasarkan produk-produk pertanian yang mereka budidayakan. Pajak yang didapatkan dari pengelolaan pasar ini digunakan untuk pengelolaan Nagari Kurai.

Pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang, mulai terjadi penurunan intensitas kegiatan pertanian di Bukittinggi. Pembangunan fasilitas-fasilitas perkotaan seperti gedung perkantoran, sekolah-sekolah, fasilitas kesehatan dan fasilitas militer telah menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian terutama di pusat kota, tepatnya di Kecamatan Guguak Panjang saat ini.

Pasar Bukittinggi juga semakin berkembang pada masa penjajahan. Melihat prospeknya yang sangat menguntungkan, Pemerintah Belanda membuat kebijakan untuk membangun pasar Bukittinggi dengan membuat los-los yang lebih besar dan modern. Pasar Bukittinggi semakin ramai dikunjungi oleh pedagang dari berbagai penjuru wilayah. Keuntungan yang didapatkan dari pajak pengelolaan pasar ini juga semakin besar.

Atas keberhasilan pengelolaan pasar ini, Pemerintah Belanda saat itu ‘menghadiahkan’ pembangunan sebuah Landmark  kota, berbentuk monumen berupa sebuah bangunan tinggi yang di atasnya diletakkan sebuah jam yang besar sehingga populer dengan sebutan “Jam Gadang” yang artinya jam besar. Sejak saat itu Bukittinggi juga dikenal sebagai Kota Jam Gadang. Pembangunan Jam Gadang ini dibiayai dengan pajak pasar dan dikerjakan oleh penduduk Bukittinggi dan penduduk yang berada diwilayah sekitarnya yang menjadi jajahan Belanda saat itu dengan sistem kerja rodi.

Pasar yang semakin ramai membuat banyak orang berdatangan ke Bukittinggi. Pembangunan rumah-rumah juga semakin pesat.  Banyak penduduk terutama yang berada di sekitar pasar (pusat kota) mengalihkan lahan pertaniannya menjadi rumah-rumah sewa, sehingga luas sawah juga semakin berkurang. Mata pencarian penduduk juga mulai menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan kota yaitu mulai beralih pada sektor perdagangan dan jasa (tukang bangunan, kusir bendi, dll).

Saat ini keberadaan kegiatan pertanian masih tetap dipertahankan di sekitar wilayah pinggiran kota, tepatnya sebagian wilayah Kecamatan Mandiangin Koto Salayan dan Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh saat ini. Sebagian besar wilayah ini didiami oleh penduduk asli  Bukittinggi yang masih mempertahankan budidaya padi sawah sebagai mata pencarian utama di samping kegiatan ekonomi lainnya.

Kedudukan dan fungsi pertanian di Kota Bukittinggi
Pertanian terutama budidaya padi sawah memiliki kedudukan yang cukup penting dalam kehidupan masyarakat Nagari Kurai sejak dahulu. Fungsinya tidak hanya sebagai mata pencarian untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun juga mempunyai fungsi strategis lain dalam kehidupan bernagari saat itu diantaranya;

1.    Sebagai sumber pembiayaan pengelolaan nagari
Pembiayaan pengelolaan Nagarai Kurai dulunya bersumber dari pengelolaan sawah yang disebut dengan ‘Sawah Paduan’. Hasil dari sawah ini digunakan untuk Alek Nagari (hajatan),  pembangunan fasilitas umum dan keperluan lainnya.

2.    Sebagai gaji penghulu
Penghulu merupakan pimpinan-pimpinan dalam Nagari, gaji penghulu ini bersumber dari pengelolaan sawah yang disebut dengan ‘Sawah Abuan’. Setiap pengulu mempunyai Sawah Abuan di wilayah kekuasaannya masing-masing.

3.    Sebagai pengisi adat
Hasil-hasil pertanian digunakan sebagai hantaran dan syarat-syarat pemenuhan acara-acara adat. Pada saat menghadiri pesta perkawinan (baralek), para ibu-ibu membawa beras sebagai tanda ikut bersuka cita, demikian juga saat ada kematian (manjanguak) sebagai tanda belasungkawa. Jumlah dan cara membawanyapun diatur sesuai dengan aturan adat. Demikian juga dengan acara-acara lainnya beras (manjujuang bareh) dan ayam (mambaok ayam) dijadikan sebagai pemenuhan ketentuan adat.

4.    Sebagai sumber pangan keluarga
Hasil sawah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, demikian juga dengan hasil-hasil pertanian lainnya seperti sayuran dan buah-buahan juga hasil ternak.

5.    Sebagai sumber pembiayaan kebutuhan keluarga
Setelah kebutuhan pangan keluarga dan kebutuhan adat terpenuhi, sisa hasil sawah dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lain seperti pembeli pakaian, biaya pendidikan, membangun rumah dan lain-lain. Hasil sawah berupa padi dijual di pasar Bukittinggi dengan harga cukup tinggi, zaman dahulu bisa mencapai satu rupiah emas per sumpik. (satu sumpik setara dengan satu karung padi; dengan berat lebih kurang 35 kg. Satu rupiah emas senilai dengan 15 gram emas). Dengan nilai tukar yang relatif tinggi kehidupan masyarakat Kurai dari hasil pertanian pada waktu itu dapat dikatakan cukup makmur.

Pelaksanaan budidaya padi sawah
Sawah dikerjakan secara bersama-sama dengan sistem yang dikenal di Pulau Jawa sebagai sistem gotong royong terutama pada saat pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja yang relatif banyak seperti manjaja (pegolahan tanah), penamanan, manyabik (panen), mairiak (pasca panen; merontokkan gabah dan menumbuk padi). Sedangkan pekerjaan ringan seperti penyiangan pemeliharaan dilakukan oleh masing-masing pemilik, namun tetap secara kolektif pada tingkat kaum. Sedangkan pekerjaan yang cukup berat tadi dikerjakan sampai tingkat Nagari. Termasuk juga pekerjaan pengaturan dan pemeliharaan saluran-saluran air yang dikerjakan secara bersama-sama pada tingkat Nagari.


Bibit yang digunakan sejak dahulunya merupakan varietas lokal yang disebut ‘Kuriak Kusuik’. Varietas ini masih dibudidayakan sampai sekarang dan telah diakui sebagai varietas unggul nasional oleh Kementerian Pertanian. Kuriak Kusuik merupakan jenis padi yang sangat disukai masyarakat karena rasanya yang enak dan aroma yang  harum, berwarna putih dan teksturnya yang berderai (pera). Harga jualnyapun relatif tinggi dipasar Bukiitinggi. Secara fisik, Kuruik Kusuik lebih panjang dari varietas lain, rumpunnya besar, menghasilkan buah padi yang banyak serta tidak mudah terserang hama.

Sistem penanaman dahulunya diatur sangat ketat oleh pengelola Nagari. Musim tanaman ditetapkan secara musyawarah dan mufakat, pelaksanaannya dilakukan secara serentak dan diawasi secara ketat. Kalau ada yang melanggar melakukan penanaman diluar waktu yang telah ditetapkan maka tanaman padi mereka akan dicabut. Sistem ini di terapakan untuk menghindari serangan hama.

Untuk mengatur sistem pengairan, Nagari mengangkat empat orang penghulu sebagai petugas yang mengatur masalah pengairan yang disebut dengan “Pangulu Banda” (pengatur saluran air). Keempat penghulu inilah yang mengatur seluruh masalah pengairan, mulai dari pembangunan saluran, perbaikan dan pemeliharaan. Mengatur teknis pelaksanaan dan juga menetapkan waktu-waktu untuk melaksanakan gotong royong. Kedudukan Pangulu Banda disamakan dengan Dubalang, Pangulu Nan Dua Baleh. Gelar Pagulu Banda tersebut adalah;
1.    Dt. Madjo Basa, Suku Jambak, kedudukan di Aur Birugo
2.    Dt. Batuduang Putiah, Suku Pisang, kedudukan di Aur Birugo
3.    Dt. Nan Laweh, Suku Pisang, kedudukan di Mandiangin
4.    Dt. Asa Basa, Suku Djambak, kedudukan di Mandiangin

Seiring dengan peralihan sistem pemerintahan dari Nagari Kurai ke Pemerintah Kota Bukittinggi, sistem inipun perlahan-lahan mulai pudar.  Masalah pertanian saat ini sepenuhnya ditangani oleh Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Dinas Pertanian. Namun sebagian nilai-nilai kearifan lokal masih tetap di pertahan sampai saat ini.

source: story of my father

Read Full Post »

Dalam salah satu pasal Perwako Bukittinggi nomor 21 tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi PNS di Lingkungan Pemerintah Kota Bukittinggi, disebutkan bahwa status pegawai tugas belajar adalah staf pada BKD Kota Bukittinggi, sehingga segala urusan administrasi kepegawain seperti gaji, kenaikan pangkat, penilaian kepegawaian (DP3) dilakukan oleh BKD. Dengan demikian setelah kembali menyelesaikan pendidikanpun para peserta tugas belajar otomatis akan “Stand By” dulu di BKD tepatnya di Bidang Diklat yang membidangi pendidikan dan pelatihan pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota Bukittinggi.

Sebelum lahirnya Perwako tentang tugas belajar tersebut, sebenarnya ritual “Stand By” (saya sebut juga sebagai masa karantina), setelah menyelesaikan tugas belajar sudah menjadi adat kebiasaan resmi di BKD Kota Bukittinggi. Setiap PNS yang telah menyelesaikan tugas belajarnya akan “Stand By” dan dikarantina dulu di BKD sebelum dikembalikan ke SKPD asalnya atau ditempatkan pada SKPD yang sesuai dengan bidang keilmuannya.


Selama menjalani masa “Stand By” ini para pelaku akan dibiasakan lagi dengan atmosfir perkantoran, alur administrasi, dinamika organisasi, liku-liku birokrasi yang lama ditinggalkan selama masa pendidikan. Pembiasaan ini berguna untuk mengatasi dan menjembatani geger budaya (cultural shock) antara budaya kampus dengan budaya lingkungan kerja. Dalam masa ini pelaku “Stand By” yang menjalani masa karantina dibersihkan dari ideologi kampus yang relatif idealis-teoritis untuk diingat-kenalkan kembali dan diarahkan kedunia nyata, dunia kerja. Disini, pada masa ini, mereka dibiasakan lagi untuk melakukan tugas-tugas administrasi dasar perkantoran seperti mengagendakan surat-surat, mengarsipkan dokumen, memberikan pelayanan, mengetik konsep, menerima tamu, mendistribusikan surat dan sebagainya. Selain itu juga dilatih untuk mengurus dokumen keperluan sendiri terkait penyelesaian tugas belajar. SK Walikota tentang pencabutan tugas belajar, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) dibuat, diolah dan diurus sendiri. Tentu saja dengan panduan petugas yang ada dan juga bantuan teman-teman “Stand By” lainnya yang sudah senior, maksudnya sudah menjalaninya lebih dulu, karena pulang lebih dulu dan masuk karantina lebih dulu, sehingga dianggap lebih berpengalaman.

Dalam menjalani masa karantina ini setiap pelaku menyikapinya dengan beragam, ada yang suka karena akan menambah pengalaman dan juga menambah teman. Ada yang menikmati karena menganggap masa ini adalah masa jeda untuk rehat sejenak sebelum kembali ke instansi asal atau instansi yang mereka inginkan setelah selesai pendidikan. Namun tidak sedikit juga yang resah, gelisah, gundah-gulana, setiap saat bertanya-tanya kapan gerangan nota dinas atau kalau beruntung SK akan terbit, muncul dan diserahkan ketangan mereka. Spekulasi beragam dapat dimunculkan terkait penyikapan oleh pelaku “Stand By”. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya motivasi, lingkungan, tuntutan dan tentu saja personality pelaku itu sendiri (I don’t know, silahkan berikan tanggapan, pendapat dan berbagi pengalaman untuk memperkaya bahasan ini).

Lama masa “Stand By” dijalani bervariasi bagi masing-masing individu. Dalam sejarah BKD Kota Bukittinggi masa “Stand By” tercepat dijalani hanya selama 1 (satu) hari hingga ada yang mencapai beberapa bulan. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi lamanya durasi waktu masa “Stand By” dijalani (menurut analisa dan pendapat saya) diantaranya (boleh ditambahkan, (bisa jadi topik penelitian, ye…);

1.    Faktor Kebutuhan Instansi Asal
Semakin butuh instansi asal dengan pelaku, maka akan semakin cepat masa karantina “Stand By” dijalani. Terutama bagi mereka yang mengambil konsentrasi bidang keilmuan yang sangat dibutuhkan oleh instansi asal yang mengirim mereka untuk tugas belajar, setelah selesai pendidikan mereka akan segera dan langsung ditarik ke instansi tersebut kembali. Bahkan sudah disiapkan tempat atau kedudukan lengkap dengan pekerjaan dan tugas-tugas yang sudah siap menanti. Kondisi ini biasanya berlaku pada instansi teknis dan jabatan fungsional.

2.    Faktor Kebutuhan BKD
Saat BKD tengah disibukkan dengan pekerjaan dan kegiatan yang membutuhkan banyak personil, pelaku “Stand By” diharapkan dapat diberdayakan dan mengambil peran dalam kondisi ini. Sehingga para pelaku yang menjalani masa “Stand By” yang bertepatan dengan masa-masa pick sesion di BKD otomatis masa karantina yang dijalanipun akan relatif lebih lama. Dalam kondisi normal, keadaan ini dapat berdampak baik dan menguntungkan bagi kedua belah pihak, disatu sisi pekerjaan dan kegiatan BKD mendapat lebih banyak dukungan personil dan disisi lainnya pelaku “Stand By” akan mendapatkan pengalaman baru, ilmu baru dan tentu saja juga penghasilan baru (glek..).

3.    Faktor Individu Pelaku
Bagi individu yang relatif “disukai” akan jadi rebutan pimpinan SKPD untuk dikembalikan/ditarik ke SKPD yang mereka pimpin. Banyak faktor yang menyebabkan para staf favorit ini diperebutkan diantaranya; mempunyai track record yang baik selama bekerja, bidang keilmuannya sangat dibutuhkan dan dia menguasainya dengan baik, pernah dan selalu jadi staf andalan (dapat diandalkan), solution maker staf dan predikat baik lainnya yang pernah sandang oleh yang bersangkutan. Bagi mereka dengan kategori ini kemungkinan akan menjalani masa “Stand By” yang relatif lebih singkat.
Sedangkan bagi individu yang “sedikit kurang diminati” karena berbagai faktor juga relatif akan menjalani masa “Stand By” relatif lebih lamaa… dan panjaang…  Namun kasus ini sangat jarang terjadi karena pada umumnya mereka yang dikirim tugas belajar telah teruji kredibilitas dan kapatisitasnya (so they not just the person, they qualified). Jadi faktor ini agak diragukan keberadaan dan kebenarannya.

4.    Faktor Lainnya
Antara lain bisa juga dikarenakan (unsur pimpinan) belum menemukan tempat yang cocok bagi PNS yang telah menyelesaikan pendidikan sesuai dengan bidang keilmuanya. Yang disebabkan oleh bidang tersebut masih baru hingga perlu mencermati SKPD mana yang cocok dan membutuhkan keahlian tersebut. Atau bisa juga disebabkan oleh bidang keilmuannya dibutuh oleh beberapa SKPD atau lintas SKPD, sehingga perlu waktu untuk mempertimbangkan SKPD mana yang paling cocok dan paling membutuhkan bidang keilmuan tersebut. Tidak tertutup juga kemungkinan bahwa semua SKPD yang dianggap cocok sudah mempunyai staf yang memadai dengan jumlah yang cukup hingga dikhawatirkan sang pelaku tidak akan dapat tempat karena semua tempat sudah penuh terisi (kasian sekali). Jadi diambil kebijakan untuk memperpanjang masa “Stand By” sementara menunggu ada tempat yang kosong.

5.    Faktor Takdir
Terlepas dari semua faktor yang sudah terindentifikasi maupun yang belum, menurut keyakinan orang beriman, takdir adalah penentu segalanya, baik yang masuk kategori faktor diatas apalagi untuk yang faktornya tidak dapat dikategorikan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Cukup jalani dan nikmati aja, enjoying live…

Jadi dari uraian yang belum begitu panjang dan tidak terlalu lebar disini dapat disimpulkan bahwa menjalani masa “Stand By” atau saya sebut juga dengan masa karantina setelah pulang pendidikan dapat merupakan ajang uji nyali dan tes kesabaran bagi para pelaku yang menjalaninya (curcol euy…). Kenapa uji nyali? Karena tidak setiap tugas yang diberikan selama masa karantina mudah dilakukan, walaupun kesannya cuma tugas rutin dan hanya hal-hal yang sepele. Namun untuk menjalankan dan melaksanakannya butuh usaha ekstra, terutama bagi tenaga teknis yang tidak biasa dengan urusan administrasi. Disini para pelaku dilatih lagi dengan administrasi-administrasi dasar karena seyogyanya memang harus dikuasai atau paling tidak diketahui oleh setiap pegawai. Disebut uji nyali juga dalam masa ini akan ditemui tugas-tugas tantangan yang diberikan pimpinan, baik yang menyangkut bidang keilmuan yang dipelajari selama tugas belajar, maupun diluar bidang keilmuan tersebut. Nah disinilah dinilai keberanian, dan kesungguhan para pelaku “Stand By” menjalani tugas-tugas yang diberikan pimpinan tersebut. Tugas ini sering dijadikan ajang penilaian pimpinan (dan unsur pimpinan) terhadap kualitas dan personality pelaku. Ajang ini sering juga disebut sebagai “Test Drive”, apakah pelaku memenuhi standar kualifikasi dan “nyaman untuk dikendarai” memenuhi syarat dan sesuai dengan selera pimpinan baik dari segi fisik dan mental (body dan mesin pada mobil; pen), pengetahuan dan keterampilan, serta sikap dan perilaku sesuai dengan yang diharapkan.

Sedangkan dari pelaku sendiri masa “Stand By” ini adalah ajang untuk tes kesabaran, seberat apapun tugasnya, serumit apapun situasinya, seaneh apapun lingkungannya, selama apapun penantiannya hadapi dengan sabar, semangat dan senyuman, maka semuanya akan mudah karena tidak ada yang selamaaanyaaa…

Note:
•    “Stand By” bukan istilah resmi, tanpa maksud apapun, tidak ada nuansa Sara apalagi tujuan politis tapi hanya sebagai  istilah penulis sendiri, untuk kepentingan pribadi (curhat-curhat nggak jelas).
•    penggunaan istilah “pelaku” bukan untuk maksud denotasi/konotasi hanya untuk kepentingan gaya bahasa penulisan dengan tujuan memberikan sentuhan kesan ekstrim dan menyeramkan (lebay…)
•    Thank’s to da Adrian, for everythings about “Stand By” it’s a good mentoring.
•    Dedicate to all “Stand By” and also Diklat personil, because all of you everything become easy and fun.

Read Full Post »

Berlian untuk papa

Aku ingin selalu ada didekat papa
Walaupun tak banyak yang bisa aku lakukan
Walaupun tak ada yang bisa aku berikan
Aku ingin selalu ada didekat papa
Merasakan ketentraman, kedamaian, ketenangan
dalam hatiku, dalam hidupku
Tapi kata papa ada yang harus digapai diluar sana
Papa ingin aku melihat dunia, menjalani kehidupan sesungguhnya
Batu takkan menjadi berlian bila disimpan dalam genggaman saja
Papa ingin aku bersinar dengan cahayaku sendiri
Aku harus pergi…
Aku akan kembali
Membawakan berlian untuk papa
Gambar

Read Full Post »

Kritik dan gosip adalah dua hal yang mungkin tidak disukai oleh kebanyakan orang. Namun demikian ada juga orang yang punya hobby melempar kritik dan menyebar gosip. Padahal belum tentu para kritikker dan gosipper ini lebih baik dari si korban yang dijadikan objek pembicaraan. Mereka selalu ke-‘pede’-an  menghembuskan aura negatif dari hobby yang buruk ini.

Kritik dan gosip yang menghampiri kerap membuat kita gerah dan marah. Kalau sudah begitu energi kita akan terkuras dan hari-hari menjadi tidak menyenangkan. Untuk mengatasinya kita tidak perlu mengadakan konfrontasi ataupun perang terbuka. Hadapi saja dengan elegan,  dengan menawarkan solusi damai.

Agar bisa berdamai dengan kritik dan gosip sehingga keduanya tidak sampai mengganggu suasana hati dan membuat kita layu seperti kerupuk terendam kuah soto, ada beberapa kiat yang bisa dijadikan penangkal kejengkelan saat kena giliran mendapat kritik dan dihampiri gosip. Kiat tersebut antara lain;

  1. Menganggap kritik sebagai sarana memperbaiki kualitas diri dan karya yang dihasilkan.  Melihat dari sisi postif fungsi kritik mungkin bisa lebih melegakan dibandingkan merespon kritik dengan jengkel.
  2. Menganggap sang pemberi kritik adalah sosok yang peduli dengan kita dan menginginkan yang terbaik buat kita (yuhuu…) sehingga jika ada yang janggal dan kurang dari diri atau karya kita maka beliau langsung mengkritik.
  3. Menganggap kritik atau pemberi kritik sebagai sesuatu yang berbeda dengan kita, misalnya dari segi selera. Sepanjang tidak menggangu ketertiban umum, berbeda selera sih oke-oke saja. Jadi ketika menerima kritik dari orang yang berbeda selera, kita tidak akan begitu terganggu.
  4. Bagi yang sering dihampiri gosip.., bergembiralah kawan itu sebuah pertanda anda adalah orang terkenal hingga sering jadi bahan pembicaraan (narsis sedikit nggak masalah).
  5. Jangan sedih saat ditimpa gosip yang tidak menyenangkan karena hal tersebut sangat menguntungkan. Mengapa demikian? Karena dosa yang digosipkan akan ditransfer pada sang penebar gosip. Asyikkan….makanya berbahagialah!!!
  6. Jadikan gosip sebagai referensi untuk instrospeksi diri dan memperbaiki tingkah laku. Jangan sampai tindak tanduk kita mengundang sepak terjang para penggosip semakin merajalela.

Semua hal diatas hanya sebagian dari berbagai alternatif yang bisa diandalkan untuk berdamai dengan kritik dan gosip. Banyak cara lain yang bisa digunakan. Tergantung dari seni kita masing-masing dalam menjalani hidup. Yang paling penting jangan sampai kritik dan gosip membuat murka sehingga kemarahan dan kejengkelan menguasai hati kita. Mari berdamai dengan kritik dan gosip. Karena bagaimanapun, suka tidak suka, kita hidup berdampingan dengan mereka. Berdamai… dan jadilah pemenang.

Read Full Post »

Indahnya Kesabaran

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS 2:155)
Sabar merupakan bagian dari kecerdasan emosi berupa sifat pengendalian diri. Sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya.

Berilah berita gembira pada orang-orang yang sabar, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Menurut Rabiah Adawiyah, Orang yang sabar adalah orang yang gembira hatinya ketika mendapat musibah sama gembiranya ketika ia mendapat berkah. Karena orang yang sabar yakin segala sesuatu itu datang dari Allah dan apa yang datang dari Allah adalah yang terbaik sehingga ia bergembira.

Sabar bukanlah pasrah yang menerima segala sesuatu tanpa melakukan apapun. Sabar adalah usaha maksimal yang dilakukan dan selanjutnya menyerahkan hasilnya pada keputusan Allah. Sabar merupakan suatu keadaan hati yang rela dan ridha atas apapun ketentuan Allah.

Ada 5 hal yang menuntut kesabaran dalam menghadapi dan menjalankannya, yaitu;
1. Sabar dalam beribadah
Menjalankan ibadah sesuai dengan ketentuan, tidak buru-buru, berat maupun ringan dijalankan dengan sungguh-sungguh. Salah satu ibadah yang menuntut kesabaran yang tinggi adalah Shalat berjamaah. Rajin Shalat berjamaah dapat melatih kesabaran.

2. Sabar dalam berjihad
Berjihad atau berjuang tidak hanya dalam berperang, menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh juga merupakan jihad. Meningkatkan disiplin diri, rajin, memberikan pelayanan yang baik (pelayanan prima) adalah implementasi jihad yang nyata. Melayani dan memenuhi kebutuhan keluarga juga termasuk jihad. Jadi bersabarlah dalam berjihat, bersabar dalam bekerja, bersabar dalam berkeluarga.

3. Sabar dalam menghadapi maksiat
Sesungguhnya musibah yang ditimpakan memperlihatkan akibat perbuatan manusia itu sendiri, diturunkan sebagai peringatan supaya mereka kembali bertaqwa. Sabar dalam menghadapi maksiat bukan berarti membiarkannya merajalela, tetapi mencegahnya dengan segala upaya. Mulai dari kekuasaan, tindakan, dan perkataan. Dan selemah-lemah upaya adalah dalam hati dengan tekad, mulailah dari diri sendiri, dari hal yang paling kecil, saat ini.

4. Sabar dalam urusan dunia
Selalu melihat kebawah, merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah (d’masiv)

5. Sabar dalam menghadapi musibah
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. (QS 2:155)
Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

Sabar dalam menghadapi musibah, menerima dengan ikhlas karena setiap musibah yang ditimpakan pada manusia sesuai dengan kapasitas yang sanggup dipikul oleh manusia itu. Sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan

Dalam sebuah hadist Qudsi Allah berkata; “Ketika Ku timpakan musibah pada seorang hamba, lalu ia bersabar, sungguh Aku malu menghitung dosanya pada Hari Kiamat”. Subhanallah.., indahnya. Jadi hiasilah dirimu, hatimu dan hari-harimu dengan sabar karena sesungguhnya sabar adalah pakaian yang indah dan Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar.

Disampaikan oleh: Ustad Imam Zaedar (pemimpin yang membawa Rahmat), saat Wirid pengajian anggota Korpri Pemko Bukittinggi, pada Hari Jum’at 13 November 2009.

Read Full Post »

AMANAH

Setelah setahun diproses, akhirnya kasus dugaan mark-up pembelian tanah oleh beberapa pejabat dilingkungan Pemerintah Kota Bukittinggi berakhir dengan vonis bebas oleh Pengadilan Negeri Bukittingggi pada Hari Rabu 24 Juni lalu. Segala tuduhan yang ditimpakan pada para pajabat tersebut tidak terbukti selama proses pemeriksaan dan dipersidangan selanjutnya dinyatakan bersih dan bebas dari segala tuntutan. Hal ini tentu saja sangat melegakan semua pihak terutama keluarga, kerabat dan juga sahabat. Setahun sudah menanggung derita berpisah dengan orang-orang tercinta menghadapi berbagai cobaan.

Keputusan sidang pada hari itu melangitkan syukur, mengharu biru menghapus sejenak rasa pilu mengenang masa-masa penuh ujian iman yang telah berlalu. Pada hari itu dikumandangkan puja dan puji pada Illahi yang telah memperlihatkan kebesaran-Nya. Apa yang telah dialami kiranya dapat dijadikan pelajaran hidup bagi kita semua. Karena tak satu peristiwapun yang ditimpakan Yang Maha Kuasa kecuali ada hikmah dibalik semuanya dan itulah pelajaran bagi orang-orang yang berfikir.

Diatas semua kebahagiaan itu ada hal penting yang masih perlu dilakukan, yaitu pemulihan nama baik para tersangka, menstabilkan kondisi mental keluarga terutama sekali anak-anak. Kerugian materi mungkin bisa terganti namun beban mental yang dialami tak mungkin bisa pergi dalam sehari, butuh waktu dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada saat wirid pengajian anggota korpri kemarin diamanahkan kepada semua agar dapat memulihkan lagi nama baik para pejabat Pemerintah Kota Bukittinggi yang kebetulan sedang diuji imannya oleh Allah SWT menjalani cobaan hidup yang cukup berat ini. Para terpilih ini adalah orang-orang yang dianggap kuat oleh Allah untuk melaksanakan ujian karena belum tentu setiap orang mampu menanggung beban seberat mereka. Semoga saja setelah segala yang dialami selama ini dapat meningkatkan kualitas pribadi-pribadi yang telah diuji.

Sebagai renungan buat kita semua janganlah terlalu bersedih atas musibah yang ditimpakan Allah dan jangan juga terlalu gembira atas segala kenikmatan yang diterima karena segalanya adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Semoga saja kabar baik ini dapat menutupi semua berita buruk yang telah tersebar. Karena menyampaikan kebaikan lebih mulia dibandingkan menyebarkan keburukan, berlomba-lombalah menuju kebaikan. Semoga Allah melindungi kita semua.

Special thanks to Pak Mel,

Seorang sahabat memang memukul dengan keras. Saking kerasnya nangis sampe pagi Tapi kini udah bisa senyum lagi He…he.., peace…

Read Full Post »